BACAAN BASMALAH DALAM
SALAT
PUTUSAN MUNAS TARJIH
- (Sumber : http://tarjih.or.id/putusan-munas-tarjih-tentang-bacaan-basmalah-dalam-salat/)
- Masadmin, 13 Jun 2016
Musyawarah Nasional
Tarjih ke-27 yang diadakan di Malang Jawa Timur 16 s.d. 19 Rabiulakhir 1431 H /
1 s.d. 4 April 2010 M memutuskan bahwa:
1. Mengukuhkan Putusan
Tarjih yang sudah ada (HPT, h. 77 dan 86) bahwa sebelum membaca al-Fatihah
dalam setiap rakaat salat dibaca basmalah, berdasarkan hadis Abu
Hurairah r.a. melalui Nu‘aim al-Mujmir sebagai berikut,
عَنْ نُعَيْمٍ الْمُجْمِرِ قَالَ صَلَّيْتُ
وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَرَأَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ثُمَّ
قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ حَتَّى إِذَا بَلَغَ ”غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ
وَلاَ الضَّالِّينَ“ فَقَالَ آمِينَ فَقَالَ النَّاسُ آمِينَ وَيَقُولُ كُلَّمَا
سَجَدَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَإِذَا قَامَ مِنْ الْجُلُوسِ فِي اْلاثْنَتَيْنِ قَالَ
اللَّهُ أَكْبَرُ وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي
لأَشْبَهُكُمْ صَلاَةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [رواه
النسائي وابن خزيمة وابن حبان والبيهقي والدارقطني والطحاوي وابن عبد البر والخطيب
البغدادي]
Dari Nu‘aim al-Mujmir [bahwa] ia berkata: aku salat di belakang
Abū Hurairah; ia membacabismillāhirrahmanirrahim,
kemudian membaca Ummul Quran (Al-Fatihah) hingga sampai gairil-magdūbi
‘alaihim wa lad –dlalin, lalu mengucapkan amin dan jamaah
pun mengucapkan amin. Setiap kali sujud, ia mengucapkan Allāhu
akbar dan setiap kali bangkit dari duduk dari dua sujud ia juga
mengucapkan Allahu akbar. Ketika selesai mengucapkan salam, ia
mengatakan, “Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya, Sesungguhnya aku
adalah orang yang salatnya paling menyerupai salat Rasulullah saw [HR
an-Nasāi, Ibn Khuzaimah, Ibn Ḥibbān, al-Baihaqi, ad-Dāraqutni, at-Taḥāwi, Ibn
‘Abd al-Barr, dan al-Khātib al-Bagdādi].
2. Bacaan basmalah sebelum
al-Fatihah dalam salat jahar boleh dijaharkan dan boleh pula disirkan
(dipelankan) berdasarkan jamak antara hadis-hadis yang memberi pengertian bahwa
Rasulullah saw menjaharkan basmalah dalam salat jahar dan hadis-hadis yang
memberi pengertian sebaliknya, yaitu bahwa Rasulullah saw memelankan basmalah
dalam salat jahar, sesuai dengan kaidah fikih,
إِعْماَلُ اْلكَلاَمِ أَوْلَى مِنْ إِهْماَلِهِ
Artinya: Mengamalkan
suatu pernyataan lebih utama daripada mengabaikannya.
Hadis yang menyebutkan
bahwa Nabi membaca basmalah pada saat memulai salat memiliki
beberapa jalur, antara lain di bawah ini:
1.
Jalur Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh an-Nasai’, al-Baihaqi,
al-Daruqutni dan Ibn Khuzaimah sebagaimana telah dikutip pada huruf 1. di atas,
dan status jalur ini adalah sahih.
2. Jalur Ummu Salamah
yang juga berstatus sahih, yaitu:
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّهَا سُئِلَتْ عَنْ
قِرَاءَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ كَانَ
يُقَطِّعُ قِرَاءَتَهُ آيَةً آيَةً (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ
الدِّينِ [رواه أحمد وأبو داود والترمذي والحاكم والبيهقي وإسحاق بن راهويه
والدارقطني وابن أبي شيبة والطبراني والطحاوي وابن عبد البر والخطيب البغدادي]
Artinya: Dari
Ummu Salamah bahwa ia (Ummu Salamah) ditanya tentang bacaan Rasulullah saw,
lalu ia (Ummu Salamah) menjawab: Beliau memotong-motong bacaannya satu ayat
satu ayat: bismillāhir-raḥmānirrraḥīm, al-ḥamdulillāhi rabbil-‘ālamīn,
ar-rāhmārnirrahīm, māliki yaumiddīn [HR Aḥmad, Abū Dāwūd, at-Tirmiżī, al-Ḥākim,
al-Baihaqi, Isḥāq Ibn Rahawaih, ad-Dāraquṭnī, Ibn Abī Syaibah, aṭ-Ṭabarānī,
aṭ-Ṭaḥāwī, Ibn ‘Abd al-Barr, dan al-Khaṭīb al-Bagdādī].
Hadis yang menyebutkan
bahwa Nabi tidak membaca basmalah pada saat memulai salat
memiliki banyak jalur, antara lain sebagai berikut:
1. Jalur ‘Aisyah yang
berstatus sahih, yaitu:
عَنْ أَبِى الْجَوْزَاءِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَفْتِحُ الصَّلاَةَ
بِالتَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةَ بِالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَكَانَ
إِذَا رَكَعَ لَمْ يُشْخِصْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُصَوِّبْهُ وَلِكَنْ بَيْنَ ذَلِكَ
وَكَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِىَ
قَائِمًا وَكَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السَّجْدَةِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى
يَسْتَوِىَ جَالِسًا وَكَانَ يَقُولُ فِى كُلِّ رَكْعَتَيْنِ التَّحِيَّةَ وَكَانَ
يَفْرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى وَكَانَ يَنْهَى
عَنْ عُقْبَةِ الشَّيْطَانِ وَيَنْهَى أَنْ يَفْتَرِشَ الرَّجُلُ ذِرَاعَيْهِ
افْتِرَاشَ السَّبُعِ وَكَانَ يَخْتِمُ الصَّلاَةَ بِالتَّسْلِيمِ. [رواه مسلم، واللفظ
له، وأحمد، أبو عوانة، والبيهقي، وأبو داود الطيالسي، عبد الرزاق، والطبراني]
Artinya: Dari Abū
al-Jauzī’, dari ‘Āisyah, ia berkata: Adalah Rasulullah saw
memulai salat dengan takbir dan qiraat dengan al-ḥamdulilāhi
rabbil-ālamīn, dan apabila rukuk beliau tidak menegakkan kepalanya dan tidak
pula meluruskannya, akan tetapi tengah-tengah antara yang demikian, dan apabila
bangkit dari rukuk, ia tidak langsung sujud sebelum terlebih dahulu berdiri
lurus, dan apabila mengangkat kepalanya dari sujud, ia tidak langsung sujud
lagi sebelum terlebih dahulu duduk dengan sempurna, dan beliau membaca tahiyat
pada setiap dua rakaat sambil membaringkan telapak kaki kirinya dan menegakkan
telapak kaki kanannya.Beliau melarang duduk mencagkung seperti setan dan melarang
menghamparkan lengan bawah seperti dilakukan binatang buas. Beliau menutup
salatnya dengan mengucapkan salam [HR Muslim, dan ini lafalnya, Aḥmad,
Abū‘ Awānah, al-Baihaqī, Abū Dāwūd, aṭ-ṬayāLisī, ‘Abd ar-Razzīq, dan
aṭ-Ṭabarānī].
2. Hadis Anas yang
berstatus sahih, yaitu:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقْرَأُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
[رواه مسلم، واللفظ له، النسائي، وأحمد، وابن خزيمة وابن حبان، أبو عوانة،
والبيهقي، وعبد ابن حميد، والدارقطني]
Artinya: Dari
Anas [bahwa] ia berkata: Aku salat di belakang Rasulullah saw, Abū Bakr, ‘Umar
dan ‘Uṡmān, maka aku tidak mendengar seorang pun dari mereka
membaca bismillāhir-raḥmānir-raḥīm [HR Muslim, dan ini lafalnya,
an-Nasāī, Ahmad, Ibn Khuzaimah, Ibn Ḥibbān, Abū‘ Awānah, al-Baihaqī, Abū Dāwūd,
at-Tirmiżī, al-Ḥākim, al-Baihaqī, ‘Abd Ibn Ḥumaid, dan aṭ-Ṭabarānī].
No comments:
Post a Comment